LAMPUNG TIMUR, DL – Senator cantik kelahiran Waway Karya, Lampung Timur dr. Jihan Nurlela pulang kampung. Ia membawa oleh-oleh spesial setelah resmi menjadi anggota DPD/MPR RI dari Lampung.
Kepulangan Jihan ke kampung halamannya Kamis (28/11/2019) kemarin, pasalnya, ia membawa oleh-oleh khusus yang dibagikan kepada siswa dan dewan guru SMP Al Barokah dan SMK Terpadu. Ya, kepulangannya sebagai bagian dari sesi pertama sosialisasi empat pilar di Desa Karang Anom, Waway Karya, Lamtim.
Kepala sekolah SMK Terpadu Al Barokah, Andi Hermawan menyambut baik kepulangan Jihan ini.
“Saya ucapkan selamat datang kepada dokter Jihan. Putri terbaik Karang Anom yang mengharumkan nama Lampung di tingkat Nasional. Anak desa pun bisa berkiprah lebih ke tingkat Nasional,” ujarnya.
Menurut dia, kesuksesan dr. Jihan diharapkan menular kepada siswa binaannya. Menurut dia materi sosialisasi empat pilar ini tidak hanya ditujukan bagi siswa melainkan juga dewan guru.
“Harapan saya nanti, tentang empat pilar ini mohon diperhatikan karena ini materi kebangsaan. Bukan hanya siswa tapi juga guru-guru,” ucapnya.
Sementara itu dalam sambutannya dr. Jihan memgatakan sengaja menggelar sosialisasi empat pilar perdana sebagai hadiah untuk kampung halamannya.
“Ini adalah sosialisasi pertama sebagai DPR/MPR, Saya bawa ke kampung saya ini. Awalnya agenda saya sudah banyak di Lamtim sebelumnya, tadinya sosialisasi empat pilar tidak dilaksanakan di lamtim, tapi saya berplfikir lagi karena ini adalah yang pertama, maka aaya mulai dari kampung saya dulu,” jelasnya.
Adik kandung Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim ini kemudian menjabarkan mengenai empat pilar negara
“Pilar adalah tiang, ibarat aula ini ada tiang, jika tiangnya lapuk maka bisa rubuh. Seperti itulah pilar negara kita agar kokoh, kita jaga,” ujarnya.
Jihan memulai menjelaskan dari Pancasila. Salah seorang siswa diminta maju untuk membacakan satu per satu sila dalam pancasila.
Kartini salah seorang siswi kelas 12 jurusan Agronomi maju dan membacakan satu per satu sila pancasila.
“Ini contoh, Kartini masa kini, lima sila yang disebutkan tadi adalah landasan negara yang tidak boleh kita lupakan. Pertama ketuhanan yang maha esa.
Di generasi milenial ini kemajuan teknologi dan industri seolah-olah ketuhanan itu dikesampingkan.
Sila kedua, memaknai Manusia sebagai mahluk sosial, mengutip ‘Bumi manusia’ manusia harus adil sejak dalam pikiran. Bukan hanya subjektivitas,” paparnya.
Menurutnya Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang beradab di mata dunia namun peristiwa terkini membuat miris.
“Sekarang miris, berita-berita seperti murid menganiaya guru. Itu cerminan generasi muda yg tidak mengamalkan pancasila dalam kehidupan sehari-harinya.Di sini gak ada yang gitu kan? coba sini yang dipojok yang lagi santui maju,” kata dia.
Selanjutnya menurut dia, sila ketiga Persatuan Indonesia.
“Sila ketiga ini waktu TK favorit karena pendek. Meski pendek munurut saya terbentuknya Pancasila esensinya ada di sila ketiga ini, persatuan Indonesia.
Untuk mencapai persatuan indonesia, perlu ada sifat toleransi dalam beragama dalam bermasyarakat. Tapi sekarang kita lihat di berita-berita Yang beda agama, bahkan yang agamanya sama pun bertentangan. kasus intoleransi, minoritas mayoritas. Kasus wamena misalnya. Semua kasus-kasus itu terjadi karena kurangnya pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” beber Jihan.
Selanjutnya Jihan menjelaskan secara rinci satu persatu dari empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika.
Acara selanjutnya tanya jawab. Dalam sesi ini bukan hanya siswa dewan guru yang diantaranya juga guru Jihan saat SMP juga mengajukan pertanyaan. (*)