LAMPUNG SELATAN, DL – Dana dan lokasi untuk pembangunan hunian tetap (huntap) bagi warga yang rumahnya hilang akibat bencana tsunami di wilayah Kabupaten Lampung Selatan, telah tersedia.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan mendapatkan bantuan hibah dana untuk realisasi pembangunan huntap tersebut. Jumlah hunian yang akan dibangun bagi korban bencana sebanyak 524 unit di sembilan lokasi.
Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Pemkab Lampung Selatan Priyanto Putro mengungkapkan, bantuan tersebut berasal dari pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Pemerintah pusat melalui BNPB telah menggelontorkan dana untuk pembangunan huntap dan fasilitas lainnya sebesar Rp.48,820 miliar. Artinya apa ? kita dinilai sangat cepat didalam proses penyelesaian huntap ini,” ujar Priyanto ketika di wawancarai tim ini, Selasa (14/1/2020).
Mantan Kepala Bappeda Pemkab Lampung Selatan ini menyatakan, digelontorkannya bantuan tersebut juga tidak terlepas dari arahan Plt Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto serta kerja sama dan koordinasi yang baik dengan semua pihak.
“Ini (anggaran) kami selalu koordinasi dengan BNPB, dan juga berkat komitmen Pak Plt Bupati dan pemerintah pusat. Tetapi kita juga selalu berkoordinasi dengan pemerintah provinsi, serta stake holder terkait yang ada di Kabupaten Lampung Selatan,” tambahnya.
Namun demikian kata Priyanto, meskipun dana telah tersedia, pembangunan huntap tidak serta merta langsung dilaksanakan. Ada tahapan-tahapan atau proses yang harus dilalui.
Dia menjelasakan, untuk membangun huntap, pemerintah daerah terlebih dahulu harus menyiapkan lahan yang ditetapkan dengan keputusan Bupati Lampung Selatan.
Kemudian setelah penentuan lokasi, dilakukan pengukuran lahan bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) serta inventarisasi lahan dan penentuan nilai lahan oleh tim appraisal hingga sosialisasi kepada warga yang lahannya akan dipakai untuk pembangunan huntap.
“Tahapan ini sudah kita laksanakan semua. Bagi warga yang telah setuju lahannya dibebaskan, dananya sudah kita transfer ke rekening masing-masing. Bagi yang belum setuju, ya kita stop cari yang lain. Kan ini untuk membangun rumah tetangga mereka juga,” imbuhnya.
Priyanto menegaskan, meskipun upaya pembelian lahan huntap tidak sepenuhnya berjalan dengan mulus, hal itu tidak membuat rencana pembangunan huntap menjadi terhambat.
Sebab kata dia, Pemkab Lampung Selatan memastikan akan terus mendampingi warga terdampak bencana sampai pembangunan huntap diselesaikan dengan baik hingga warga bisa menempati huntap sesuai standar yang ditetapkan Kementerian PUPR dan BNPB.
“Kita terus bergerak tidak ada yang mandek. Walaupun ada tanah yang belum menemui kata sepakat, ini tidak menghentikan langkah kita untuk terus bergerak. Karena bagaimana pun rakyat yang terdampak harus kita tangani dan dampingi terus,” tandasnya.
Sedangkan, Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kemasyarakatan Pemkab Lampung Selatan Burhanuddin menambahkan, Pemkab Lampung Selatan telah mengganti rugi lahan warga yang sepakat untuk dibebaskan pada tahun 2019 lalu.
Ia tak menampik masih ada sebagian warga yang belum menemui titik temu masalah harga.
“Memang ada beberapa lokasi yang belum selesai karena tidak ada kecocokan. Sebab terkait harga, ini semua tim appraisal yang menentukan. Pemerintah daerah sendiri tidak bisa menentukan. Tapi mudah-mudahan di tahun 2020 ini pembangunan huntap bisa terlaksana, karena anggarannya sudah ada,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan, M. Darmawan menyebut, Pemkab Lampung Selatan mendapatkan hibah untuk membangun 524 unit huntap yang tersebar di sembilan titik lokasi.
Rinciannya, untuk Kecamatan Rajabasa meliputi, Desa Kunjir sebanyak 138 unit, Desa Way Muli Timur 129 unit, Desa Way Muli 58 unit, Desa Sukaraja 20 unit, Desa Rajabasa 34 unit, Desa Banding 13 unit, dan Pulau Sebesi. (HRN)