Pegiat Literasi Geruduk Fraksi PKS Lampung

BANDARLAMPUNG, DL – Puluhan Pegiat Literasi Lampung mendatangi ruang Fraksi PKS DPRD Lampung, Selasa (17/9/2019) dan diterima oleh Ade Utami Ibnu, Wakil Ketua Fraksi.

Pada pertemuan itu, Yoga Pratama, salah satu pegiat literasi menanyakan tentang bagaimanakah kelanjutan Perda Peningkatan Budaya Literasi Provinsi Lampung yang beberawa waktu lalu telah diuji publikkan lalu disahkan pada Agustus 2109 lalu.

“Kami berombongan sekitar 15 orang hadir ke kantor DPRD Lampung ingin bersilaturahmi dengan Mas Ade, sekaligus menanyakan tentang bagaimana kelanjutan Perda Peningkatan Budaya Literasi Daerah Provinsi Lampung yang waktu lalu sudah diuji publik dan telah disahkan,” kata Yoga.

Yoga berpandangan bahwa, Perda Peningkatan Budaya Literasi yang telah disahkan harus benar-benar dilaksanakan, tidak sekedar menjadi dokumen. Bahkan dengan aturan itu, diharapkan ada sinergi dengan organisasi perangkat daerah terkait dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.

“Dengan perda tersebut kami berharap dunia literasi sinergi dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Misalnya kita mengelola taman baca lalu terdapat peningkatan kapasitas dengan keterampilan dan kreativitas tertentu yang dihasilkan dari pengeloaan taman baca, maka tentu akan membutuhkan sinergitas dan kolaborasi dengan lintas stakeholder superti Dinas UMKM atau Perdagangan. Sehingga literasi berdampak kepada peningkatan kesejahteraan, “ katanya.

Menanggapi pertanyaan dari penulis buku Begal Cinta, Ade Utami Ibnu yang juga Anggota DPRD Lampung Dapil Kota Bandar Lampung menjelaskan bahwa pengesahan telah dilakukan pada 28 Agustus 2019 lalu.

“Kini masih dalam proses penomoran. Penomoran wewenangnya di Pemprov, Kita tunggu saja”, jelas Ade Utami Ibnu yang juga Founder Mobil Baca Ade.

Ketua Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Lampung ini pun setuju jika literasi harus berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Namun tentu, kita perlu memperhatikan dan mengantisipasi agar tujuan utama keberadaan kita dalam dunia literasi adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan arti penting keterampilan membaca, menulis, berhitung dan berimajinasi dalam rangka memecahkan masalah manusia,” kata Ade.

“Ketika kesejahteraan meningkat oleh sebab aktivitas pengelolaan dunia literasi, misalnya dalam pengelolaan taman baca menghasilkan ekosistem dan pasar yang mampu menyerap produk kreatifitas dan keterampilan taman baca, tidak lantas meninggalkan tujuan utama menjadi pegiat literasi,” kata laki-laki yang pernah mondok di Ponpes At Tohiriyah Banten.(*)