Bandarlampung, DL- Ahmad Dimyathi mengakui telah menyebarkan berita bohong atau hoax terkait pondok pesantren fiktif di Kota Bandarlampung. Untuk itu, dia menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh kiyai dan ustaz pengasuh ponpes di Kota Bandarlampung.
Permintaan maaf Dimyathi itu disampaikan kepada Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Bandarlampung KH Ismail Zulkarnain disaksikan sejumlah kiyai dan awak media.
“Saya ke sini datang ke tempat Abah Ismail pengasuh Ponpes Riyadhus Sholihin sekaligus sebagai Ketua FKPP Bandarlampung, untuk silaturahmi dan tabayyun, serta menghaturkan banyak permintaan maaf, baik kepada Abah maupun para kiyai di Bandarlampung, tentang berita pesantren fiktif yang pernah tersebar,” kata Dimyathi.
“Saya datang ke sini, dengan kerendahan hati, mau dimarahin bagaimana pun sama Abah, saya terima, karena saya salah,” lanjut pengasuh pondok pesantren di Lampung Tengah itu.
Dimyathi bilang, dirinya tak bermaksud menyerang seluruh ponpes di Kota Bandarlampung. Dia menjelaskan, saat itu dirinya sedang terbawa emosi terhadap seseorang, namun justru mengait-ngaitkan dengan seluruh pondok pesantren yang ada di Kota Tapis Berseri.
“Berita itu tidak ada tendensi menyerang semua pesantren yang ada di Bandarlampung. Itu saya yang salah. Fokusnya ke satu orang tapi semuanya jadi ikutan. Gara-gara emosi dengan satu orang akhirnya merepotkan Abah dan para kiyai dan ustaz sekalian,” ungkapnya.
“Di Bandarlampung ada guru saya, senior maupun junior saya, jadi sejak awal saya tidak ada niat untuk menyerang secara umum,” tambahnya.
Dimyathi kembali menyampaikan permohonan maafnya kepada seluruh kiyai dan ustaz di Bandarlampung atas kesalahan yang dia perbuat.
“Jadi saya menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada Abah Ismail dan para kiyai dan ustad karena kesalahan lidah saya ini merugikan dan merepotkan semua pihak,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua FKPP Kota Bandarlampung KH Ismail Zulkarnain mengatakan, pihaknya telah menerima permohonan maaf Dimyathi. Meski beberapa waktu belakangan ini FKPP dibuat repot atas ulah Dimyathi, namun hal itu sudah diikhlaskan.
“Jadi dia minta maaf, kita maafkan, karena sebagai orang Islam, kalau ada yang minta maaf kita maafkan. Orang yang jahat jangan dibalas jahat. Kalau ke jalur hukum nanti panjang ceritanya. Kita maafkan lah,” ungkap Abah Ismail.
Ismail menjelaskan, pihaknya menganggap persoalan ini selesai lantaran Ahmad Dimyathi telah mengakui perbuatannya yang telah menyebarkan berita bohong.
“Dia menyatakan bahwa berita pesantren fiktif itu datangnya dari dia dan itu hoax. Kalau pakai jalur hukum, kita bisa melaporkan ke Polda soal berita hoax yang meresahkan masyarakat dan kiyai, seolah kiyai makan uang haram,” kata Abah Ismail.
Ismail menegaskan, seluruh Ponpes yang tergabung di FKPP Bandarlampung semuanya memiliki izin resmi, memiliki santri dan jelas ada proses belajar mengajar. Tidak ada Ponpes fiktif yang menerima bantuan dana dari Pemerintah Kota Bandarlampung. (Ca)