JAKARTA, DL – Pasangan calon presiden dan wakil presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Haris akhirnya keluar sebagai pemenang dalam pilpres AS 2020 yang digelar pada Rabu (3/11/2020) waktu setempat.
Biden dan Harris berhasil mengungguli perolehan suara atas pasangan petahana dari Partai Republik, Donald J. Trump dan Mike Pence. Berdasarkan hasil CNN Projection, Joe Biden akan menjadi presiden ke-46 Amerika Serikat, setelah kemenangan di negara bagian tempat ia dilahirkan menempatkannya atas 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk menang.
Dengan 20 suara elektoral Pennsylvania, Biden sekarang memiliki total 273 suara elektoral dengan Donald Trump meraih 213 suara.
Sebelum menjadi calon presiden dari Partai Demokrat, Biden menjabat sebagai wakil presiden di bawah mantan Presiden Barack Obama. Dia juga senator terlama di Delaware.
Keunggulan Biden atas Trump memang telah diprediksi sebelumnya oleh berbagai lembaga survei, salah satunya oleh CNN Polls.
Biden unggul di sejumlah negara bagian yang sebelumnya menjadi wilayah kekuasaan Trump pada Pilpres 2016 lalu yakni Wisconsin, Michigan dan Arizona.
Dalam pidato pada Rabu (4/11/2020) sore waktu AS, Joe Biden menyinggung kemenangan di depan mata usai ia resmi menguasai Michigan.
“Dan kini setelah malam penghitungan suara yang panjang, jelas bahwa kami memenangkan cukup banyak negara bagian untuk mencapai 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi kepresidenan,” kata Biden seperti dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (8/11/2020).
“Saya di sini bukan untuk mendeklarasikan kita menang, namun saya di sini untuk melaporkan bahwa ketika penghitungan telah selesai, kami percaya kita akan jadi pemenang,” kata Biden. “Kami berkampanye sebagai Demokrat, tapi saya akan memerintah sebagai presiden Amerika,” ujarnya.
Sementara itu, Tingginya kasus positif Covid-19 saat hari Pemilihan Presiden (Pilpres) di Amerika Serikat (AS) membuat sebagian pihak gusar. Direktur Kesehatan Masyarakat Negara Bagian Illinois, Dr. Ngozi Ezike, sampai menyatakan bahwa masyarakat lah yang bisa menghentikan penyebaran Covid-19, bukan presiden.
Seperti diberitakan sebelumnya, terdapat tambahan kasus positif mencapai 90 ribu lebih di AS pada hari pemilihan 3 November 2020. Penambahan signifikan juga muncul pada angka kematian yang menyentuh 1.130 orang meninggal dunia.
Di Negara Bagian Illinois, terdapat kasus baru sejumlah 7.538. Jumlah kasus per hari di negara bagian tersebut mencapai angka tertinggi sejak pandemi. Itu belum termasuk tambahan angka kematian yang mencapai 55 orang.
Tingginya angka tersebut membuat Dr. Ngozi Ezike gusar. Menurutnya, siapa pun yang terpilih kembali sebagai presiden, tidak akan mampu membebaskan masyarakat dari bahaya terpapar Covid-19.
Joe Biden Imbau Semua Pihak Bersabar Menanti Penghitungan Suara Pilpres AS
“Siapa pun yang terpilih atau terpilih kembali sebagai presiden, tidak membebaskan salah satu dari kita dari mengambil tanggung jawab pribadi untuk mencegah penularan Covid-19,” tegas Dr. Ngozi Ezike, dikutip dari VOA, Jumat (6/11/2020).
“Sekali lagi, terlepas dari penghuni 1600 Pennsylvania Avenue (Gedung Putih), peran kita tidak berubah. Jadi tolong, ayo lakukan bagian kita. Mari saling mendorong untik melakukan hal yang benar,” imbuhnya.
Hal yang benar tersebut, menurut ahli kesehatan, adalah menutupi wajah di atas hidung dan mulut menggunakan masker. Selain itu, warga diminta menjaga jarak minimal 1 meter (m) dari orang lain serta mencuci tangan dengan benar.
Negara bagian Illinois sendiri mencatat adanya 437.556 kasus positif Covid-19 selama pandemi. Jumlah korban tewas sudah menyentuh angka 9.933 orang.
Ada 3.762 orang dirawat di rumah sakit hingga Rabu 4 November 2020, atau meningkat 31% dalam sepekan terakhir. Pasien yang membutuhkan ventilator berjumlah 327, meningkat 36% dari pekan sebelumnya.
Sementara itu, penghitungan suara masih terus berlanjut. Empat negara bagian, yakni Georgia, Pennsylvania, Arizona, dan Nevada, masih belum merampungkan penghitungan surat suara. Fokus kini mengarah kepada empat negara bagian tersebut. (dbs/fik)