Kajian Dan Deklarasi, Semua Tokoh dan Rektor Sepakat Lampung Ibukota Negara

BANDARLAMPUNG, DL – Pertemuan para tokoh masyarakat dan agama hingga lintas sektor dan DPR RI dapil Lampung sepakat Lampung ibukota negara.

Hal itu terungkap dalam Diskusi kajian dan deklarasi DKI Lampung ibukota yang digelar di GSG Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung, Kamis (25/7/2019).

Rektor UIN Raden Intan Lampung Moh. Mukri dalam sambutanya, menyambut baik deklarasi ini dilakukan di kampus UIN.

“Kalau saya sebagai tempat untuk diskusi dan kajian serta deklarasi siap, sedangkan jika soal planologi nya yang lain,” ungkap Mukri.

Mukri juga mengatakan bahwa Lampung harus diperkenalkan untuk jadi ibukota negara, agar diketahui publik dan pemerintah pusat.

“Soal nanti keputusan seperti apa itu Jakarta yang menentukan. Kita harus promosikan Lampung ibukota negara. Tuhan saja bisa mengenal kita, jika kita perkenalkan diri. Maka kita harus perkenalkan diri,” katanya.

“Dalam konteks hari ini kita perlu ngomong. Lampung siap menjadi ketempatan ibukota,” ucapnya.

Menurutnya, Banyak sekali diluar negeri pindahan ibukota seperti Turki, Malaysia. Karena tujuannya adalah agar negara semakin maju.

“Ini untuk jaga marwah bangsa,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua umum relawan DKI Lampung Azis Syamsuddin, mengatakan dirinya yang di mandat untuk perkenalan Provinsi Lampung ke Jakarta, bagaimana menjual alternatif Provinsi Lampung sebagai ibukota.

“Doa nya saya serahkan kepada ustadz dan kiyai, untuk berdoa karena mereka biasa berdoa di sepertiga malam. Dan kami di Jakarta nya,” katanya.

Menurutnya, baik itu kajian secara Planologi, budaya ekonomi itu kajian akademik yang membidangi. Dan semua pihak harus siap menghadapi pergeseran tersebut.

“Baik pergeseran secara adat istiadat harus kita siap. Harus kedepankan intelektual, begitu juga adat istiadat,” ungkapnya.

Terakhir dia mengajak semua pihak untuk sama-sama berjuang menjadikan Lampung sebagai alternatif ibukota. Selain itu katanya konsekuensi Lampung jadi alternatif ibukota juga harus diperhatikan.

“Saya juga gak bisa sampai siang karena saya harus kembali ke Jakarta karena ada rapat paripurna. Karena ada tugas negara yang harus saya selesaikan, soal amnesty (Paripurna),” tutupnya.

Gubernur Lampung Arinal Djunaidi diwakili asisten bidang ekonomi, Taufik Hidayat, mengatakan, bahwa Pemerintah pusat punya harapan maju di 2045, maka pemerintah ingin pindahkan ibukota diluar pulau jawa. Sebagai alternatifnya aAda tiga provinsi yakni Kalimantan, Sulawesi Selatan dan Lampung.

Menurutnya, Dari 9 kriteria oleh Bappenas, Lampung paling siap untuk di jadikan ibukota.  Bahkan kelebihan Lampung dibandingkan dengan provinsi lainnya semua tokoh masyarakat Lampung baik di daerah maupun pusat menerima dan mendukung.

Selain itu saat pertemuan Gubenur se Sumatera, semua Gubenur mendukung, para Gubenur mengusulkan Lampung jadi ibukota dan dituangkan dalam Memorandum of Raflesia.

“Saya yakin dan percaya Lampung sangat layak jadi ibukota negara, ”

Sementara itu diluar GSG, mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa mendukung Lampung jadi ibukota negara.

Unjuk rasa dilakukan Gerakan Masyarakat Mahasiswa Lampung (GMML). Unjuk rasa ini berlangsung tepat di hadapan gedung pertemuan berlangsungnya deklarasi.

Tidak ada penolakan deklarasi ini. Pasalnya unjuk rasa ini dengan tuntutan mendukung Lampung menjadi Ibu Kota.

“Meminta pemprov Lampung berperan aktif menjadikan Lampung sebagau Ibu Kota negara,” kata korlap aksi Arfan.(rm/red)