Kadiskes Ceritakan Riwayat Warga Lampung yang Positif Corona

BANDARLAMPUNG, DL – Warga asal Lampung positif terjangkit Corona virus Disease 2019 (Covid-19) kini mendapat perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Rabu (18/3/2020).

Laki-laki berusia 62 tahun itu sebagai Pasien Dalam Pemantauan (PDP).

Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Lampung, Reihana menceritakan asal mula laki-laki tersebut bisa tertular virus tersebut.

Pasien tersebut sebelumnya dilaporkan sang anak (35 tahun). Si anak dapat informasi, pada 14 Maret 2020 dari perkumpulan jemaah Lampung, bahwa terdapat satu jemaah telah meninggal dunia dengan diagnosis Covid-19 di Jawa Tengah. Kemudian satu lainnya tengah dirawat di Jakarta dengan penanganan yang sama.

Awalnya, pada 25 hingga 28 Februari, laki-laki (62) tahun tersebut menghadiri seminar di Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat di Hotel Aston, Bogor, Jawa Barat.

Lalu pada 29 Februari pasien kembali ke Bandarlampung dan merasakan gejala Covid-19 pada 3 Maret, seperti batuk, pilek, demam, sesak nafas, tenggorokan terasa sakit dan susah menelan makanan serta suhu tubuh 37 derajat.

“Pasien ini memeriksakan diri ke dokter praktik swasta, lalu memeriksa ke laboratorium di Rumah Sakit Advent, dan diduga mengidap widal untuk thypoid,” ungkap Reihana saat konferensi pers di Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) di Jalan Soekarno – Hatta, Bandarlampung, Rabu (18/03/2020) malam.

Kemudian pada 13 Maret sambung Reihana, pasien ini memeriksa kembali ke Puskesmas Simpur, saat itu keadaan tekanan darahnya masih normal, dicek lagi widalnya dan saat bertanya kepada pasien, pasien belum menyatakan adanya riwayat kontak saat pertemuan di Bogor.

Pasien tak bercerita bahwa pernah kontak dengan yang acara di Bogor.

“Lalu pada 14 Maret anak pasien tersebut meminta untuk di rujukan BPJS untuk dibawa ke RSUDAM, dan langsung mendapat perawatan di ruang isolasi,” terangnya.

“Jadi untuk informasi, di Lampung ini saya punya kebijakan kalau orang sudah masuk dalam PDP sambil kita menunggu hasil laboratorium. Kita sudah tracking. Baik dengan siapa saja dia bertemu, kontak itu sudah ada datanya jadi tak kala hasil lab datang kita tinggal melakukan pemeriksaan swab atau tracking terhadap orang-orang yang ditemui pasien tersebut,” jelasnya.

Menurut Reihana, semua orang yang pernah berkontak dengan pasien tersebut, pihaknya akan melakukan tracking mulai dari istri, anak, cucu, dokter, hingga perawat yang sempat menangani di puskesmas. (mt/red)